PROBOLINGGO - Majelis Pemuda Alastengah (Pemda) menggelar acara shalawat rutinan setiap malam rabu. Acara itu sebagai bukti kecintaannya terhadap baginda Rasulullah SAW.
"Malam ini kegiatan majelis ada di Musalla Baitul Mustaqim, " kata Zainul Hasan ketua pemuda Alastengah, Selasa malam, 24 Mei 2022.
Selain itu, Hasan panggilan akrabnya menyampaikan, kegiatab majelis dilaksanakan bergiliran dari musalla ke musalla dan juga dari rumah ke rumah.
"Kegiatan ini bergantian dari tempat ke tempat lain, " imbuhnya.
Sebelum acara, Masrur Ratib, selaku pembina Majelis Pemda (Pemuda Alas Tengah) mengawali acara ini dengan memberikan prakata kepada para pemuda yg hadir. Acara makin terasa khidmat ketika pembacaan sholawat Simtudduror dilantunkan oleh jamiyah hadrah Al-Madani. Lalu dilanjutkan dengan pembacaan do'a sebagai pamungkas acara yang dipimpin oleh Zainul Hasan.
Sebelum beranjak pulang, Ponirin Mika, ketua Laspekdam MWCNU Kec. Paiton diminta untuk sharing seputar paham radikalisme.
"Sharing santai ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para pemuda tentang radikalisme". tutur Zainul Hasan, moderator sekaligus ketua Majelis Pemuda Alastengah.
Para pemuda Alastengah begitu antusias menyimak penjelasan Ketua Lakpesdam MWCNU Paiton ini.
Ia mengajak mereka agar tidak fanatik pada satu golongan, agar terhindar dari tindakan radikalisme dan tercipta sikap toleransi.
"Hindari sikap fanatik berlebihan karena sikap fanatik bisa menjadi benih adanya radikalisme. Juga akan menganggap paham yang berbeda keliru bahkan bisa dianggap sesat, " tegasnya
Lalu moderator memberikan kesempatan kepada para pemuda yang ingin bertanya. Salah seorang pemuda lulusan UNISMA Malang meminta tips agar tanggap dalam membaca aliran radikalisme dan bisa menghindarinya.
"Jangan mudah mencerna cerama-ceramah yang bertebaran di media sosial. Yang diajarkan oleh ustad kita, kiai kita di Pesantren itu saja amalkan. Karena beliau-beliau itu telah mengajarkan kita paham-paham yang diajarkan oleh Rasulullah SAW." tegasnya.
Sharing santai ini berlangsung sekitar 40 menit, dan ditayangkan di channel youtube Pemuda Alastengah.
Setelah moderator menutup diskusi, pembicaraan masih berlangsung. "Radikalisme itu membahayakan pada kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara. Kita harus tetap waspada. Jangan sampai terkecoh. Agar pikiran kita tidak rusak. Sebab paham radikalisme tengah masuk ke berbagai tempat, ke sekolah, desa, dan tempat-tempat lainnya." pungkasnya.